Minggu, 26 Mei 2013

COPYRIGHT VS OPENACCESS VS COMMON CREATIVE WRITING DAN SIKAP PERPUSTAKAAN DALAM MENGHADAPI

Di era globalisasi ini, informasi dapat diperoleh dengan mudah dari berbagai sumber. Baik dari koleksi tercetak seperti buku, jurnal, majalah dan sebagainya maupun dari koleksi non cetak seperti saat ini sudah menjiwa di mata masyarakat. Informasi tersebut mereka gunakan untuk berbagai macam hal. Namun dalam mendapatkan informasi dari sumber-sumber tersebut kadang mereka si pencari informasi tidak memperhatikan berbagai macam hal dalam mendapatkannya. Padahal jika kita ingin mengambil informasi dari karya orang lain, ada beberapa aturan maupun batasannya. Dalam tulisan ini saya akan membicarkan mengenai hal itu tentang copyright, openaccess (hak pengaksesan bebas) dan common creative writing.
                        Copyright mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Copyright adalah sebuah hak kepemilikan suatu karya oleh si empunya karya tersebut. Pada kenyataannya copyright sangat sering menimbulkan masalah pada saat-saat ini. Mungkin mereka baru sadar mengenai pentingnya sebuah hak kepemilikan ini, karena jika digunakan secara illegal akan menimbulkan kerugian tersendiri bagi si empunya karya tersebut UU tentang copyright ini yaitu UU RI No.7 tahun 1987. Jadi dalam mendapatkan informasi ataupun mengambilnya kita harus hati-hati karena undang-undang tersebut dapat memenjarakan kita sebagai orang yang mengambil informasi dapat pula dikenakan denda puluhan juta rupiah. Koleksi-koleksi copyright yang biasa menjadi masalah yaitu buku, CD, Jurnal maupun karya yang lainnya. Bagi pemilik karya, sebaiknya perlu mendaftaran karyanya hal ini untuk mencegah adanya penyelewengan copyright. Aturan aturan untuk mengambil informasi dari karya orang lain,kita perlu memperhatikan apakah karya tersebut dilindungi tidaknya oleh Undang-undang, lalu mengecek apakah jagka waktu perlingdungannya masih berlaku bagi penciptaan bersangkutan dan yang terakhir adalah apakah karya yang ingin dieksploitasi termasuk dalam “pembatasan penggunaan hak cipta”. Hal-hal diatas perlu diperhatikan mengingat bahwa sanksi hak cipta ini dapat dipenjarakan maupun denda puluhan juta bahkan dapat bermiliar-miliar. Kebalikan dari copyright ini adalah openaccess. Openacces adalah kebebasan untuk mengekploitasi maupun mengambil karya serta mengutip karya orang lain dengan free atau bebas tanpa ada batasan satu apapun. Kegiatan ini sangat disukai karena tidak perlu adanya aturan-aturan khusus dalam mengeksploitasi. Di perpustakaan, kegiatan ini biasanya dilakukan dengan menfotokopi koleksi, sebenarnya hal ini termasuk hal yang dilarang namun karena pemustaka kadang tidak mengerti betul tentang akibat ataupun konsekuensinya. Open access juga bekerja dengan prinsip kesukarelaan dari pihak pencipta dan pemegang hak cipta jadi tidak bertujuan komersial. Fenomena Open Access melihat hak cipta sebagai hak eksklusif dalam memiliki, menerbitkan dan menyebarkan sebuah karya. Hak ini pada umumnya secara otomatis diberikan dan dipegang oleh pengarang kepada orang lain sehingga tidak ada masalah jika ingin menyalin maupun mengeksploitasinya. Sedangkan common creative writing adalah adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu yang disebut mengutip. Mengutip caranya dengan menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman buku yang dikutip di awal atau di akhir kutipan sedangkan kelengkapan buku dittuliskan dalam daftar pustaka nantinya. Ketiga kegiatan diatas seringkali dilakukan dalam dunia perpustakaan, baik dari pemustaka maupun dari pustakawannya sendiri. Lalu sebaiknya yang harus ada di dalam kegiatan di perpustakaan yang mana ? antara memilih copyright atau openaccess ataukah common creative writing ? Masalah ini mempunyai jawaban yang beragam ,ada yang memilih untuk lebih mempertahankan copyright karena jika kita sendiri mempunyai karya sedangkan karya kita diambilalih oleh orang lain juga akan mengalami kerugian yang berarti. Namun adapula orang yang lebih menyukai bila perpustakaan lebih dekat dengan dunia openaccess yang membebaskan siapapun mengakses informasinya. Sedangkan sedikit orang yang memilh common creative writing karena sangat rumit alasannya. Namun di dunia perpustakaan sendiri menurut saya sebaiknya ketiga ketiganya dilakukan dengan imbang dengan memperhatikan hal-hal yang praktis juga. Melihat apakah koleksi tersebut memang tidak bisa untuk diakses secara bebas jadi harus menggunakan hak kepemilikan atau copyright tersebut. Ada kalanya juga kita dapat mengakses bebas informasi yang ada di dalam perpustakaan namun tidak secara illegal misalnya tetap mencantumkan sumbernya. Untuk pengutipan ,hal ini seringkali dilakukan mahasiswa yang sudah semester akhir yang sedang dikejar deadline skripsi. Jadi seringkali mereka asal copy paste dari skripsi orang lain, padahal hal ini tidak dierbolehkan baik dari pihak dosen maupun dari undang-undang. Dari masalsah yang ada kita seharusnya memperhatikannya, dan kita harus lebih tahu mengenai copyright , common creative writing dan juga openaccess. Agar kita tidak terjebak di dunia yang salah. Sebagai media penransfer informasi ,perpustakaan juga berperan penting untuk memberikan peringatan kepada pemustaka yang semena-mena dengan kegiatan diatas. Daari kejadian yang tidak ingin kita harapkan , sebaiknya perpustakaan mencegahnya dengan memberikan bimbingan maupun pengarahan kepada mahasiswa maupun pemustaka yang lain baik melalui user education maupun dengan pengajaran yang lain, misalnya dengan pemasangan informasi-informasi di perpustakaan yang sekiranya dapat dibaca oleh pemustaka langsung.

Senin, 20 Mei 2013

Public Speaking of IDKS




Hari senin,20 Mei 2013 hari bener-bener bikin gue dag dig dug duerr, mungkin gak cuman aku aja yang ngerasain, tapi hampir semua temen-temen ku merasakan hal itu. Bukan itu ajasih , penampilan kite kite berubah total 180 derajat, tampilan yang biasa pakeg jeans kemeja biasa hari ini lebih special dan lebih professional dears,karena ya itu tuh tuntutan profesionalisme dari agenda hari ini. Bener-bener wow banget dah ,kudu ngapalin materi esai yang udah kita buat trus udah gitu kurang pd lagi dengan penampilan ku pakeg rok .hehe
Padahal sebenernya cantik,keliatan anggun kalog pakeg rok gitu cuman gak kebiasaan aja sih sebenernya .
Detik demi detik kita tunggu tuh, sampek jam 10.40 udah ngumpul semua di kelas,ternyata bu dosen belum dating makin fiuuuh *dagdigdug* deh.  Pada bawa kertas ngapalin materi masing-masing. Tepat pukul 11.10 bu dosen yang cantiik dateng deh.  Makin ngedeketin waktunya malah makin deg deg an,ya ampuuun afalan yang tadinya udah bagus-bagus tertata dengan rapih. Di depan jadi berantakan abisss, hhuuuhu tapi rasanya udah lega banget udah kelar agenda public speaking ini. Alhamdulillah, ya robb udah dikasih kelancaran walaupun rada sedikit grogi hehe J

MERTI DESA DUSUN KREBET PAJANGAN BANTUL

Kegiatana Merti Desa yang dilakukan setiap setahun sekali, pada tahun 2013 ini dilaksanakan tidak begitu meriah dikarenakan pertimbangan-pertimbangan dari panitia dan tokoh masyarakat dengan adanya Ujian Nasional tingkat SD,SMP dan SMA. Biasanya kegiatan Merti Desa ini dilakukan dengan kegiatan sebulan penuh seperti diadakan lomba-lomba,ex : voly, bulutangkis ,dsb. Dan biasanya kegiatan Merti desa pada hari puncaknya diadakan arak-arakan tumpeng mengelilingi desa. Namun kali ini tidak dilakukan. Pada tanggal 27 April 2013 kemaren, acara puncak diadakan pementasan wayang kulit di rumah Bapak Lurah Krebet. Namun pada hari kamis, malam jum'at telah diadakan do'a bersama kepada para sesepuh mereka yang dilaksanakan di makam. Lalu pada hari sabtunya tanggal 27 April tersebut baru diadakan kenduri.
berikut ini foto-foto yang dapat saya ambil saat pelaksanaan Merti Desa Dusun Krebet Pajangan Bantul



MENINGKATKAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH


            Perpustakaan sekolah saat ini dapat kita lihat sangat memprihatinkan, dapat dikatakan “Antara Hidup dan Mati”. Dikatakan hidup karena ada ,namun mati karena tidak mampu menghidupkannya,baik dari segi sumber daya manusianya maupun dari sisi pengolahannya. Jika kita lihat kondisinya saat ini bahwa pengelolaan perpustakaan di sekolah ,baik sekolah dasar (SD),  sekolah menengah pertama (SMP), bahkan disekolah menengah atas (SMA)  kurang adanya perhatian khusus mengenai hal ini. Kebanyakan dari pihak sekolahsendiri mengalihfungsikan perpustakaan itu menjadi tempat untuk memberikan pelajaran kepada siswanya jika mereka berbuat kesalahan seperti tidak mengerjakan tugas PR atau hanya sekedar tempat untuk mengerjakan tugas sekolah jika mendapat tugas dari guru mereka. Perpustakaan sekolah juga masih menjadi perpustakaan konvensional, karena pustakawan yang kurang berpengalaman dalam mengelolanya. Tidak hanya sampai disitu saja, karena pada kenyataannya banyak sekolah yang belum mempunyai perpustakaan. Padahal perpustakaan sekolah ini menjadi sarana penting bagi sekolah untuk mengembangkan pengetahuan siswa dan sarana penyebarluasan informasi. Dari kenyataan tersebut, sangat dibutuhkan adanya dukungan dari pihak-pihak intern dan ekstern untuk mengembangkan perpustakaan sekolah. Salah satu caranya dengan mengembangkan manajemen di perpustakaan. Manajemen perpustakaan ini sangat penting guna menunjang mobilitas dan kelancaran kegiatan di perpustakaan sekolah pada umumnya.
            Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumber daya organisasi, Richard L.Daft (2002:8). Menurut UU RI NO 43 Tahun 2007 perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, tercetak dan terekam, secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya untuk keperluan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1994) perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di sekolah dengan fungsi utama membantu tercapainya tujuan sekolah serta dikelola oleh sekolah yang bersangkutan. Jadi manajemen perpustakaan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan pelaporan guna mencapai tujuan penyelenggaraan perpustakaan sekolah.Komponen manajemen perpustakaan sekolah.
Kelancaran dari kegiatan perpustakaan sekolah tergantung dari pustakawan, dapat tidaknya mengelola perpustakaan tersebut menjadi perpustakaan yang lebih maju dan lebih baik. Karena seperti yang sudah kita tahu, bahwa pustakawan sekolah biasanya diambil dari pegawai atau karyawan yang tidak memiliki ilmu tentang kepustakawanan. Jadi sebagai pustakawan harus mampu mengelolanya dengan baik. Kegiatan manajemen ini bertujuan untuk mengembangkan potensi perpustakaan menjadi perpustakaan yang multi guna, mengelolanya untuk menunjang stabilitas dan mobilitas perpustakaan tersebut. Sebagai langkah awal dari kegiatan ini meliputi penentuan konsep sesuai dengan visi misi sekolah tersebut, hal ini dijadikan landasan utama untuk kegiatan yang berlangsung di perpustakaan. Manajemen perpustakaan tidak hanya terpaku dengan penataan rak-rak buku dan meletakkan serta menata buku di rak-rak, namun kegiatan ini sangat kompleks. Kegiatan manajemen ini dilakukan dengan beberapa bentuk yaitu :
1.      Planning, perencanaan awal dilakukan untuk menentukan pijakan utama dari kegiatan di perpustakaan sekolah. Kegiatan ini mengacu dengan visi misi dan tujuan sekolah tersebut.
2.      Organizing, menyusun kegiatan yang akan dilakukan dari bebrapa visi dan misis serta tujuan dari didirikannyaperpustakaan sekolah. Kegiatan organizing akan menentukan hidup dan matinya perpustakaan tersebut ,karena akan menjadi tolak ukuran dari kegiatan di perpustakaan.
3.      Staffing, kegiatan organizing ini merupakan langkah untuk menetukan individu-individu yang diberikan kepercayaam untuk mengelola perpustakaan. Namun pada saat ini, pihak perpustakaan sekolah kurang memperhatikan tentang hal ini, jadi mereka asal memberikan pekerjaan kepada orang yang sebenarnya tidak tahu menahu dengan bidang tersebut.
4.      Directing, pengarahan dari atasan kepada bawahan sangat penting untuk menindaklanjuti tugas mereka, apakah sudah dilaksanakan dengan baik atau belum.
5.      Controlling, merupakan pengawasan yang dilakukan oleh kepala bagian kepada bawahannya. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan di perpustakaan sudah berjalan dengan baik ,sudah sesuai dengan yang direncanakn.
6.      Reporting, feed back dari bawahan kepada atasan berupa laporan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam perpustakaan. Reporting sangat menunjang untuk mengetahui hasil dari kegiatan yang dilakukan baik buruk harus segera dilaporkan pada saat rapat akhir.
Kegiatan diatas merupakan kegiatan penting dari sebuah manajemen, namun selain daari kegiatan diatas. Seorang pustakawan harus mampu mempromosikan perpustakaannya kepada siswa-siswa dapat melalui sosialisasi saat Masa Orientasi Siswa (MOS) atau dengan memberikan pamflet-pamflet berisi tentang arti perpustakaan dan pentingnya perpustakaan. Dengan cara begitu, perpustakaan akan diminati oleh siswa bahkan tidak hanya sebagai tempat untuk mengerjakan tugas namun sebagai sarana rekreasi dan hiburan.
            Manajemen perpustakaan pada kenyataannya sangat diperlukan oleh sebuah organisasi termasuk oleh perpustakaan sekolah. Karena dengan adanya prinsip-prinsip manajemen menjadi landasan sebuah organisasai dapat berkembang dengan baik. Selain itu dapat meningkatkan mobilitas serta kelancaran proses kegiatan di dalam perpustakaan, mencegah adanya  penyelewengan wewenang. Dan sebagai seorang pustakawan perpustakaan sekolah harus mampu mempromosikan perpustakaannya kepada warga di sekolah agar tidak sepi pengunjung.
Oleh karena itu, perpustakaan sekolah harus mendapatkan perhatian khusus baik dari pihak intern dan ekstern. Sebagai pustakawan perpustakaan sekolah harus mampu menerapkan prinsip-prinsip manajemen guna menunjang kelangsungan hidup perpustakaan sekolah itu sendiri. Seperti untuk program manajemen di perpustakaan tersebut,pustakawan dapat menerapkan kegiatan mulai dari membuat rencana kegiatan yang akan dilakukan di perpustaan,lalu menentukan misi sebagai tolak ukur dari kegiatn tersebut. Setelah itu menentukan siapa saja yang akan diberi tanggungjawab dalam hal misalnya pengolahan bahan pustaka,sirkulasi dan sebagainya. Barulah diadakan pengarahan kepada staf-staf tersebut guna member tahu kewajiban dan haknya dan kegiatan controlling atau pengawasan dari atasan terhadap bawahan. Yang terakhir kegiatan pelaporan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik sudah terlaksana maupun tidak terlaksana dengan baik. Hal itu akan menjadikan kegiatan di perpustakaan sekolah semakin terkoordinir dengan baik. Sehingga kita dapat berfikir bahwa perpustakaan memang menjadi hal penunjang yang vital dalam pembelajaran karena keberadaannya.

Jumat, 17 Mei 2013

M O M E N T O F 29 03 2013



Jum’at ,29 Maret 2013 bulan lalu. Tepat aku berusia 20 tahun, aku pikir sih bakalan biasa biasa aja ya ulang tahunku kali ini secara udah tua juga wkw. Temen-temen, pacarku pun masih bersikap biasa dengan ku saat itu. Pada hari sebelumnya aku udah merencanakan untuk mengajak teman-teman mainku untuk makan-makan, karena sudah aku janjikan sebelumnya. Semua sudah dirancang sedemikian rupa baiknya, Jeffry pun sudah siap dan dia bilang “oke,aku libur”.  Ya malem jumat itu tuh ,mulai rada ada masalah. Jeffry bilang aku besok lembur, gak ada libur .yaaaah , kecewaa berat kan ya, rencana udah bagus bagus dibuat ternyata dihancurkan dengan kayak gtu.
Bodohnya aku tuh ,gak kepikiran sama sekali kalau dia cumin sebatas ngerjain aku doing. Udah deh aku badmood duluan, sms gk tak bales mau tidur tapi kok gakbisa bisa, akhirnya mutusin aja buat lembur tugas (mau ultah tapi dibebani dengan tugas berjubel hahaha), it’s no problem tetep semangat sih aku hehe J.
Pas jam 11an malem itu tuh ,temennya sms aku dan ngash berita buruk. Mulai deh aku berfikir was-was, tapi khawatir juga sama keadaan si do’i disana karena kabarnya dia jatuh hikss L
Aku Tanya Tanya tapi kok temennya juga gak tau, aku mutusin buat nelfon dial ah. Gak diangkat, sms gak dibales . sumpah semakinn gak karuan nih pikiranku. Tapiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii,,, pas jam 12 teng itu tuh hapeku kok bunyi (it’s a beautiful night bla bla blaa…. *ringtone hapku*) , tak angkat kan kok privat number ,bertanya-tanya lagi.
Trus si penelfon bilang ,cepet keluar kamar ,eh ternyataaa tuh my sweetboyku udah nongol depan rumah bawain kue dengan muka diperban-perban gak jelas lah pokoknya. Hiiiih, siapa yang gak bĂȘte, kesel, marah, tapi banyak senengnya sihh.
Aku turun kan dari kamar trus nemuin dia yang udah bawain kue itu, gak kerasa kok tiba tiba meleleh sendiri air mata ini. Sebegitu pentingnya aku ternyata bagi dia ,hihi J.
Malam itu bakalan jadi malam yang gak bakalan aku lupain deh, makasih buat my sweeyboy ,my besties friend, etc .i love you guys ..